. Lembayung Senja: Panah Itu Bernama Cinta

http://www.lembayungsenja48.blogspot.com/

Panah Itu Bernama Cinta

Ah cinta…,lagi lagi cinta. Satu kata yang berjuta peradaban lalu telah diterjemahkan oleh jutaan manusia, namun tak juga menemukan kata sepakat. Cinta memang abstrak, tanpa bentuk, tak bisa disentuh, tak kuasa di raba. Namun dia bisa di lihat dari sikap, perbuatan dan pengorbanan. Tak penting bagiku untuk mendefinisikan arti cinta. Cinta hanya butuh dibuktikan, bukan diperdebatkan. Karena aku percaya bahwa cinta adalah kekuatan yang mampu menggerakkan manusia untuk taat dan patuh kepada yang dicinta.

Meski definisi cinta tak pernah ada kata sepakat, tak bisa dipungkiri kita semua pastilah pernah merasakan kehadiran cinta. Yang lemah menjadi kuat, yang biasa-biasa saja berusaha menjadi istimewa di hadapan yang dicinta, begitulah kekuatan cinta, mampu merubah manusia. Bisa jadi benar jika dalam sebuah lantunan lagu disebutkan, bahwa cinta itu tanpa logika. Namun, dalam kacamataku sekarang ini, bukan tidak mungkin logika menjadi faktor penting dalam perjalanan cinta. Karena dengan logika kita bisa mengendalikan cinta. Ketika cinta berada di dalam kendali logika, di situlah kedewasaan kita tercermin.

Lalu logika apa yang bisa mengendalikan itu semua? Logika bahwa cinta adalah bagian dari fitrah yang telah Allah anugerahkan dalam diri setiap manusia.

''Dijadikan indah pada pandangan manusia, kecintaan kepada apa-apa yang diinginkan yaitu wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan disisi Allah tempat kembali yang baik (QS. Al-Imran: 14)

Itu artinya bahwa atas ijin Allah cinta sudah ada di dalam diri kita, dan di antaranya cinta terhadap lawan jenis, meski tak terbantahkan bahwa cinta tertinggi adalah kepada Allah SWT. Tentulah bukan tiada maksud ketika Allah memberikan nikmat, tak terkecuali nikmat rasa cinta.

"Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri , supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya , dan dijadikan-Nya diantara kamu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar- benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir” (Ar Rum ayat 21)

Jadi pada dasarnya cinta adalah sesuatu yang mengandung keindahan, kasih sayang, keharmonisan, penghargaan, kerinduan, kelembutan, juga ketentraman. Namun semua makna cinta itu tak akan terwujud apabila kita tidak menempatkan cinta sebagaimana diinginkan oleh sang pemberi nikmat cinta. Allah telah memberikan petunjuknya, agar cinta tiada ternoda hingga semua makna itu terwujud. Yaitu menempatkan cinta pada bingkai-bingkai yang semestinya. Bingkai yang akan menjaganya tetap suci, terawat, terjaga hingga tak sebutir debu pun mampu mengotorinya. Bingkai yang akan menjaga kesucian cinta hingga mencapai kesempurnaannya. Jika cinta itu begitu membara, maka bingkai cinta adalah dengan menjaga pandangan, adab pergaulan, dengan membanyak sholawat, istiqfar, dzikir dan juga sholat. Namun, jika menginginkan cinta itu bermuara, Allah telah memberikan bingkai jauh lebih indah, yang di dalamnya memberikan ketentraman. Bingkai itu adalah pernikahan. Bingkai tempat
membangun cinta yang penuh arti karena-Nya.

Jika bintang, bulan, matahari membuktikan kecintaan kepada-Nya dengan tetap pada garis edarnya, maka kita pun dapat melakukan hal yang sama dengan menempatkan cinta sesuai dengan kehendak-Nya. Dan seindah-indahnya pelabuhan cinta adalah pernikahan, itulah bingkai yang dihalalkan-Nya.

“ Ya Rabb, Jangan biarkan anak panah cinta menusuk dua mataku, hingga menjadikanku buta dan tak mampu melihat segalanya dengan mata yang jernih…”